Jumat, 27 Maret 2015

REVIEW 2 JURNAL

Review Jurnal  1

Judul : Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Studi Kasus pada CV. Sarana Media Advertising Surabaya

Latar belakang :
Dewasa ini kebutuhan informasi menjadi kebutuhan yang sangat penting di negara-negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Kebutuhan akan informasi dapat diperoleh melalui berbagai cara, antara lain melalui TV, radio maupun surat kabar. Masing-masing cara mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, tetapi mempunyai satu kesamaan yaitu memberikan informasi sekaligus sebagai sarana untuk mengiklankan satu produk maupun jasa. Salah satu cara untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan adalah melalui surat kabar. Jawa Pos adalah satu satunya surat kabar nasional yang terbit dari Timur Indonesia dan merupakan sarana untuk membantu memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Dalam memberikan informasi kepada pembaca cukup bagus baik dari sisi berita yang selalu akurat, hangat dan terpercaya maupun iklannya. Khusus iklan dibedakan dalam iklan umum (display) dan iklan jitu. Untuk meningkatkan pelayanan kepada pemasang iklan jitu Jawa Pos, sejak tahun 1985 Jawa Pos membuka pelayanan melalui sub agen yang tersebar di berbagai tempat dan wilayah dengan menunjuk C.V. Sarana Media Advertising sebagai koordinator. Namun sejak pertengahan tahun 90-an peranan koordinator C.V. Sarana Media Advertising dikurangi. Sejak itu pula bermunculan agen-agen baru, sehingga timbulah persaingan antar agen dalam memberikan pelayanan kepada pemasang iklan, khususnya iklan jitu. C.V. Sarana Media Advertising dalam menerima order iklan jitu diperoleh melalui tiga sumber, yaitu: melalui pemasang langsung, melalui layanan telepon dan melalui sub agen. Dalam penelitian ini order yang diterima C.V. Sarana Media Advertising tidak dibedakan sumbernya dan sebagai obyek penelitian adalah pelanggan iklan jitu Jawa Pos yang di kelola oleh C.V. Sarana Media Advertising. Dengan slogan “wah sudah laku“ ternyata cukup menarik minat pemasang iklan baris melalui surat kabar Jawa Pos. Dari penelitian awal yang dilakukan terhadap 25 orang pelanggan dapat diketahui tiga hal: pertama, pendapat tentang slogan “wah sudah laku“, 72% pelanggan setuju bahwa slogan tersebut benar-benar sesuai kenyataan, 12% menjawab belum tentu dan 16% menjawab tidak sesuai. Kedua, Kepuasan pelanggan dalam memilih C.V. Sarana Media Advertising sebagai sarana untuk memasang iklan jitu Jawa Pos, dimana 100% menyatakan pelayanannya memuaskan, cepat dan tepat waktu terbitnya, 90% menyatakan servis ramah dan sopan dalam menanggapi keluhan pelanggan apabila iklannya tidak terbit. Ketiga, loyalitas pelanggan kepada C.V. Sarana Media Advertising cukup bagus, hal ini tercermin 85% pelanggan berkeinginan untuk memasang ulang iklan jitu melalui C.V. Sarana Media Advertising dan 72% pelanggan pernah merekomendasikan kepada orang lain untuk memasang iklan jitu melalui C.V. Sarana Media Advertising. Berdasar latar belakang tersebut peneliti memfokuskan pada kajian apakah faktor-faktor kepuasan pelanggan Reliability (keandalan), Response To and remedy of problem (respon dan pemecahan masalah), Sales experience (pengalaman karyawan), Convenience of Acquistion (kemudahan dan kenyamanan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan?.

Metode Penelitian :
Desain penelitian Jenis penelitian dengan hipotesis ini adalah survey, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari seberapa besar kepuasan yang dimiliki oleh pelanggan terhadap Iklan jitu Jawa Pos CV Sarana Media Advertising serta pengembangan terhadap loyalitas pelanggan CV Sarana Media Advertising.  
Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian adalah:
X 1 = reliability
X 2 = response to and remedy of problems
X 3 = sales experience
X 4 = convenience of acquisition

Definisi Operasional
Kepuasan pelanggan (variabel bebas x)
1. Reliability (keandalan)
Reliability merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan produk sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh perusahaan. Diantaranya adalah kecepatan dan ketepatan agen CV Sarana Media Advertising dalam mengiklankan di surat kabar Jawa Pos.
2. Response to and remedy of problems (respon dan cara pemecahan masalah)
Response to and remedy of problems merupkan sikap dari karyawan CV Sarana Media Advertising dalam menanggapi keluhan serta masalah yang dihadapi oleh pelanggan yaitu iklan yang tidak tampil di Jawa Pos.
3. Sales experience (pengalaman karyawan)
Sales experience merupakan semua hubungan antara pelanggan dengan karyawan CV Sarana Media Advertising khususnya dalam hal komunikasi yang berhubungan dengan pemasangan Iklan yaitu membantu memberikan pendapat dan saran kepada pelanggan yang akan memasang Iklan, layanannya.


4. Convenience of acquisition (kemudahan dan kenyamanan)
Convenience of acquisition merupakan segala kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan yang akan memasang Iklan jitu Jawa Pos melalui CV Sarana Media Advertising berupa pemasangan iklan jitu Jawa Pos.
Loyalitas pelanggan (Variabel terikat Y)
Variabel terikat Y adalah loyalitas pelanggan yang diukur berdasarkan ukuran perilaku (behavior measures) yaitu:
1. Keinginan untuk memasang Iklan Jawa Pos di CV Sarana Media Advertising pada pemasangan berikutnya.
2. Kesediaan untuk merekomendasikannya kepada orang lain agar memasang Iklan di CV Sarana Media Advertising.

Kesimpulan :
Berdasar dari hasil penelitian ini hanya sales experience yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Sedang ketiga variabel lainnya reliability, response to and remedy of problems, dan convenience of acquisition terbukti tidak berpengaruh. Namun demikian peneliti mengakui keterbatasan baik dari sisi metodologi maupun implikasi hasil penelitian ini. Keterbatasan sample akan mempengaruhi hasil penelitian, oleh karenanya hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisir.



Review Jurnal 2

Judul : PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP JASA PELAYANAN KESEHATAN

Latar Belakang :
Pemerintah Indonesia, khu-susnya Departemen Kesehatan RI, telah mulai menerapkan berbagai kebijaksanaan yang bertujuan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Salah satu kebijakan tersebut adalah mene-tapkan adanya Rumah Sakit Unit Swadana. Status Rumah Sakit Unit Swadana menuntut dan memacu manajemen rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara terus-menerus kepada masyarakat dengan biaya yang kompetitif agar memperoleh dana untuk dikembangkan terus guna meningkatkan profesionalisme rumah sakit dan karyawan. Tujuan akhir dari profesionalisme rumah sakit dan karyawan adalah adanya kepuasan pelanggan atas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Untuk bisa memberikan kepuasan kepada pelanggan, pihak rumah sakit perlu meningkat-kan kualitas pelayanannya. Menelaah masalah kualitas pelayanan terutama pelayanan kesehatan di rumah sakit tidaklah mudah karena disatu sisi mempunyai tanggung jawab sosial dengan memberikan pelayanan kesehatan secara manusiawi, tetapi di sisi lain juga harus memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi menyangkut penyelenggaraan rumah sakit yang memerlukan biaya investasi, operasional dan pemeliharaan yang begitu besar. Terlebih lagi pada era globalisasi, dimana perubahan-perubahan berlangsung cepat, pendidikan masyarakat semakin tinggi, sehing-ga kebutuhan, keinginan serta tuntutan masyarakat sebagai pelanggan rumah sakit juga semakin kompleks. Untuk mewujudkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan, organisasi rumah sakit harus melakukan empat hal sebagai berikut : Pertama, meng-identifikasi siapa pelanggannya. Kedua, memahami tingkat harapan pelanggan atas kualitas. Ketiga, memahami strategi kualitas layanan pelanggan. Dan keempat, memahami siklus pengukuran dan umpan balik dari kepuasan pelanggan (Fandy Tjiptono, 1997). Penelitian ini bertujuan untuk memahami permasalahan mengenai tingkat harapan pelanggan atas kualitas pelayanan kesehatan sekaligus melakukan pengukuran kepuasan pelanggan atas pelayanan kesehatan di unit rawat inap, dan pada akhirnya membantu menyusun strategi peningkatan pelayanan yang efektif dan efisien  pada unit rawat inap RSU Sumedang.

Metode Penelitian :
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif-kuantitatif. Untuk menjawab perumusan masalah mengenai sampai sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan/pasien terhadap kinerja perusahaan digunakan ImportancePerformance Analysis atau Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja/Kepuas-an Pelanggan.  Dalam hal ini digunakan skala 6 tingkat (Likert) yang terdiri dari :

Pemberian skor untuk masing-masing jawaban kinerja perusahaan dan harapan konsumen bertujuan untuk mempermudah pengolahan data. Berdasarkan hasil penilaian tingkat harapan/kepentingan dan hasil penilaian kinerja/penampilan maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai nilai rata-rata dan rata-rata dari rata. Dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel yang diwakilkan oleh huruf X dan Y, di mana X merupakan tingkat kinerja peru-sahaan, sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan pelanggan.  Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi olasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titk-titik (X , Y), di mana X merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat pelaksanaan atau kepuasan pe-numpang seluruh faktor atau atribut, dan Y adalah rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan. Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabar-kan dan dibagi menjadi empat bagian ke dalam diagram kartesius seperti pada gambar 1:

Keterangan : A. Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan pelanggan. Sehingga mengecewakan/tidak puas. B. Menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan, untuk itu wajib dipertahankannya. Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan. C. Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruh-nya bagi pelanggan, pelaksanaan oleh perusahaan biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. D. Menunjukkan faktor yang mem-pengaruhi pelanggan kurang penting, akan tetapi pelaksana-annya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan.          
1. Alat Pengumpulan Data dan Responden Alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner yang memuat variabelvariabel kualitas pelayanan seperti yang tertulis di atas sebagai bahan pertanyaan, kemudian kuesioner tersebut kita bagikan kepada responden. Responden dalam penelitian ini ialah beberapa pasien peng-guna jasa pelayanan kesehatan unit rawat inap R.S.U. Sumedang. Jumlah kuesioner yang disebar 100 buah, jumlah kuesioner yang dikembalikan 90 buah dan jumlah kuesiner yang sah 86 buah. Berdasarkan hasil uji kecukupan data dengan menggunakan rumus Bernouli, data tersebut melebihi besar sample minimum, dengan demikian jumlah data cukup. 
2. Uji  Validitas Dan Uji Reliabilitas Pada penelitian ini jenis validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (Counstruct validity) dengan menggunakan angka korelasi produk moment (r). Dari hasil uji validitas, dengan taraf signifikasi 5% didapatkan nilai r di bawah nilai kritis 0.340 untuk 7 pertanyaan yang ada pada kuesioner, berarti 7 pertanyaan tersebut tidak valid dan untuk pengolahan data selanjutnya tidak diikut sertakan lagi.  Dengan demikian sisa pertanyaan yang lain (25 pertanya-an) valid atau terdapat konsistensi internal dalam pertanyaan-per-tanyaan tersebut. Hal ini berarti pertanyaan-pertanyaan tersebut mengukur aspek yang sama.
Karena kuesioner yang digunakan bukan kuesioner yang baku, maka perlu diuji reliabilitasnya (keandalannya). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbanch, dengan koefisien keandalan alat ukur yang disebut alpha cron-banch. Menurut Kaplan dan Saccuzzo (1993) besarnya koefi-sien reliabilitas minimal yang harus dipenuhi  oleh suatu alat ukur 0,7. Berdasarkan hasil uji reliabilitas, didapatkan semua nilai koefisien alpha cornbanch di atas 0,7, dengan demikian alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini memiliki keandalan yang baik.

Kesimpulan :
1.  Dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian diidentifikasikan   menjadi dua kelompok, yaitu : § Kelompok variabel tingkat kinerja R.S.U. Sumedang; dan § Kelompok variabel tingkat harapan responden. Variabel yang lolos uji validitas dan reliabilitas tersebut diidentifikasikan ke dalam lima kelompok dimensi pelayanan kesehatan, yaitu : a. Dimensi pelayanan keandalan yang dibentuk oleh beberapa atribut, yaitu : § Prosedur penerimaan pasien yang cepat dan tepat (= X1). § Pelayanan pemeriksaan yang cepat dan tepat (= X2). § Pelayanan perawatan yang cepat dan tepat (= X4). § Ketepatan jadwal pelayanan kunjungan perawat (= X6). § Ketepatan jadwal istirahat (= X7). 
b. Dimensi pelayanan keresponsifan yang dibentuk oleh beberapa atribut, yaitu : § Kemampuan dokter untuk cepat tanggap dalam menyelesaikan keluhan pasien (= X9). § Kemampuan perawat untuk cepat tanggap dalam menyele-saikan keluhan pasien (= X10). § Pemberian informasi yang jelas dan mudah dimengerti (= X11). § Tindakan yang cepat daributuhkan      (= X13).   
c. Dimensi pelayanan keyakinan yang dibentuk oleh beberapa atribut, yaitu : § Pengetahuan dan kemampuan para dokter dalam menetapkan diagnosis penyakit (= X14). § Keterampilan para dokter dalam bekerja (= X15). § Keterampilan dan kemampuan para perawat dalam bekerja (= X16). § Pelayanan yang sopan dan ramah (= X17). § Jaminan keamanan terhadap pasien (= X18). d. Dimensi pelayanan empati yang dibentuk oleh beberapa atribut, yaitu : § Perhatian khusus dari dokter kepada setiap pasien (= X19). § Perhatian terhadap keluhan pasien (= X21). § Perhatian terhadap keluhan keluarga (= X22). § Pelayanan yang adil kepada semua pasien (= X23).  
e. Dimensi pelayanan berwujud yang dibentuk oleh beberapa atribut, yaitu : § Kebersihan dan kerapihan ruangan (= X24). § Kelengkapan dan kesiapan alat-alat yang dipakai (= X27). § Kebersihan alat-alat yang dipakai (= X28). § Kerapihan penampilan karyawan (= X29). § Kebersihan penampilan karyawan (= X30) § Menu makanan (X31) 
2.  Berdasarkan gambar 2. penilaian pasien terhadap atribut-atribut yang lolos uji validitas pada tingkat harapan/kepentingan adalah sebagai berikut : § Atribut tingkat harapan yang dianggap penting oleh pasien adalah sebagai berikut : X1, X2, X4, X6, X9, X10, X13, X14, X15, X16, X18, X19, X21, X22, X23, X24, X27, X28 dan X30.   § Atribut tingkat harapan yang dianggap tidak penting oleh pasien adalah sebagai berikut : X7, X11, X17, X29 dan X31.

3. Berdasarkan gambar 2. penilaian persepsi terhadap atribut-atribut kinerja yang lolos uji validitas pada kualitas pelayanan di Rumah Sakit Umum Sumedang adalah sebagai berikut :    § Atribut tingkat kinerja Rumah Sakit Umum Sumedang yang sudah baik (memuaskan) adalah atribut : X2, X4, X6, X9, X10, X15, X16, X22, X23, X24, X29 dan X30. § Atribut tingkat kinerja Rumah Sakit Umum Sumedang yang kurang baik (belum memuaskan) adalah atribut : X1, X7, X11, X13, X14, X17, X18, X19, X21, X27, X28 dan X31. 4.  Hasil pembentukan posisi prioritas atribut-atribut penelitian dalam diagram kartesius adalah sebagai berikut : 
1.1 Atribut-atribut  yang termasuk ke dalam kuadran A (atribut-atribut jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen rumah sakit belum melaksanakannya sesuai dengan keinginan pasien) adalah : § Prosedur penerimaan pasien yang cepat dan tepat (= X1). § Tindakan yang cepat dari perawat pada saat pasien membutuhkan      (= X13). § Pengetahuan dan kemampuan para dokter dalam menetapkan diagnosis pe-nyakit (= X14). § Jaminan keamanan terhadap pasien (= X18). § Perhatian khusus dari dokter kepada setiap pasien (= X19). § Perhatian terhadap keluhan pasien (= X21). § Kelengkapan dan kesiapan alat-alat yang dipakai (= X27). § Kebersihan alat-alat yang dipakai (= X28). 
1.2 Atribut-atribut  yang termasuk ke dalam kuadran B (atribut-atribut jasa pokok yang dianggap penting oleh pasien telah dilaksanakan dengan baik dan dapat memuaskan pasien ) adalah : § Pelayanan pemeriksaan yang cepat dan tepat (= X2). § Pelayanan perawatan yang cepat dan tepat (= X4). § Ketepatan jadwal pelayanan kunjungan perawat (= X6). § Kemampuan dokter untuk cepat tanggap dalam menyelesaikan keluhan pasien (= X9). § Kemampuan perawat untuk cepat tanggap dalam menyelesaikan keluhan pasien (= X10). § Keterampilan para dokter dalam bekerja (= X15). § Keterampilan dan kemampuan para perawat dalam bekerja (= X16). § Perhatian terhadap keluhan keluarga (= X22). § Pelayanan yang adil kepada semua pasien (= X23).  § Kebersihan dan kerapihan ruangan (= X24). § Kebersihan penampilan karyawan (= X30). 
1.3 Atribut-atribut  yang termasuk ke dalam kuadran C (atribut-atribut yang dianggap kurang penting pengaruhnya bagi pasien, pelaksanaannya oleh pihak rumah sakit biasa-biasa saja / dianggap kurang penting dan kurang memuaskan) adalah : § Ketepatan jadwal istirahat (= X7). § Pemberian informasi yang jelas dan mudah dimengerti (= X11). § Pelayanan yang sopan dan ramah (= X17). § Menu makanan (= X31).       1.4 Atribut-atribut  yang termasuk ke dalam kuadran D (atribut-atribut jasa yang dianggap kurang penting akan tetapi pelaksanaannya berlebihan/ kurang penting tetapi sangat memuaskan) dalah: kerapihan penampilan karyawan (= X29). 
5. Target Misi Kinerja Rumah Sakit Umum  (RSU) Sumedang Dari sembilan belas atribut yang dianggap penting oleh pasien, pihak rumah sakit baru dapat memenuhi target misi sebanyak sebelas atribut, sisanya yaitu delapan atribut pelayanan belum bisa memuaskan harapan pasien sehingga perlu diprioritaskan per-baikannya.



Jumat, 20 Maret 2015

Ganja dan Ceritanya





Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).

Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.

Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang yang berdasarkan bahan kimiawi dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat manusia. Diantara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euphoria (rasa gembira) yang berlebihan, serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir diantara para pengguna tertentu.

Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir. Namun, hal ini masih menjadi kontroversi, karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung medical marijuana dan marijuana pada umumnya. Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreatifitas dalam berfikir serta dalam berkarya (terutama pada para seniman dan musisi.

Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreatifitas), juga di pengaruhi oleh jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreatifitas adalah hasil silangan modern "Cannabis indica" yang berasal dari India dengan "Cannabis sativa" dari Barat, dimana jenis Marijuana silangan inilah yang merupakan tipe yang tumbuh di Indonesia.

Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana dalam golongan tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang dihasilkan Methamphetamin). Marijuana, hingga detik ini, tidak pernah terbukti sebagai penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap sebagai tanaman luar biasa, dimana hampir semua unsur yang ada padanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan (aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu. (dari berbagai sumber)

Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak. Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat disalahgunakan.

Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali. Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur dan umum disajikan. Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.

Undang-undang yang pertama kali mengatur permasalahan Ganja muncul di Virginia, salah satu negara bagian di Amerika Serikat, saat pemerintahan George Washington. Alih-alih melarang penanaman pohon Ganja, undang-undang itu justru mewajibkan di setiap rumah untuk menanam setidaknya satu pohon Ganja. Hal tersebut mengingat banyaknya manfaat yang dapat diambil dari pohon Ganja. Salah satunya adalah jenis kayu yang akan menghasilkan kertas terbaik dibanding kertas yang dihasilkan dari jenis kayu yang lain.

"saya menggunakan deduktif"