Manajemen
strategis adalah seni dan ilmu
penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas
fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapat sasarannya.
Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan
kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan
sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan
organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari
berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen
strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh
dewan direksi dan dilaksanakan oleh
CEO serta tim eksekutif organisasi
tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan
terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.
Manajemen
strategis berbicara tentang gambaran besar.Inti dari manajemen strategis adalah
mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya
yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan
strategis.Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau
pedoman untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang
berkesinambungan dan terus-menerus. Rencana strategis organisasi merupakan
dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali dikunjungi.Bahkan mungkin
sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya yang terus harus
dimodifikasi.Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia, dia harus
digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
Menurut
Thomas L.Wheelen – J. David Hunger manajemen strategi adalah serangkaian dari
pada keputusan majerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan
perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan /
perencanaan strategi, pelaksanaan / implementasi, dan evaluasi
Lingkungan
dunia yang mengalami perubahan seperti adanya globalisasi, control masyarakat,
perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi perkembangan suatu negara maupun
bisnis. Control masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun
perusahaan, sehingga pemerintah maupun pemimpin perusahaan tidak dapat membuat
kebijakan yang mengabaikan kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam
menjalankan kegiatannya perlu adanya keselarasan antara kompetensi yang
dimiliki perusahaan maupun pemerintah dengan lingkungan yang ada di luar
organisasi (perusahaan dan pemerintah).
Pertimbangan
global praktis berdampak pada keputusan strategis, batas-batas
negaradiabaikan.Untuk mengetahui dan menghargai dunia dari perspektif orang
lain telah menjadi masalah hidup atau mati untuk bisnis. Dengan demikian perlu
adanya kegiatan dalam pengambilan keputusan yang disesuaikan antara kemampuan
yang dimiliki dengan lingkungan yang ada di sekitar sehingga perlunya adanya
manajemen strategi.Menopang manajemen strategis tergantung pada manajer
mendapat pengertian mengenai pesaing, pasar, harga, pemasok, distributor,
pemerintah, kreditor, pemegang saham dan pelanggan diseluruh dunia. Harga dan mutu
dari produk dan jasa perusahaan harus dapat bersaing di seluruh dunia, bukan
hanya di pasar lokal.
Persaingan
yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan pemahaman mekanisme pasar
(standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk (barang
dan jasa) yang mampu menciptakan nilai tambah.Oleh karena itu, peningkatan daya
saing organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek
kreativitas, kapasitas, teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran
yangdicapai.Hal tersebut diwujudkan dari tampilan produk, produktivitas yang
ting-gi dan pelayanan yang baik.
A. Pengertian/Teori Evolusi Manajemen Strategi
Sebelum
melangkah lebih jauh tentang seberapa jauh peran manajemen stratejik dalam
pengembangan organisasi, kita akan menyimak dulu pengertian dari manajemen
stratejik itu sendiri, berikut beberapa ahli yang memberikan gambaran atau
teori tentang manajemen stratejik itu sendiri.
Barney,
2007:27 Manajemen strategis (strategic management) dapat dipahami sebagai proses
pemilihan dan penerapan strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola
alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat
mempertahankan kinerjanya.
Grant,
2008:10 Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai penggunaan
sumber daya-sumber daya untuk menciptakan suatu posisi menguntungkan. Dengan
kata lain, manajamen strategis terlibat dengan pengembangan dan implementasi
strategi-strategi dalam kerangka pengembangan keunggulan bersaing.
Michael
A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (2006,XV)
Manajemen
strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa
yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang
bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada
masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya.Dalam perekonomian global yang
memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara,
perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan
yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk kepada
konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba
diatas rata-rata
David
2005:5 Seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan and
mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai
obyektifnya. Hunger dan Wheelen 2006:4 Serangkaian keputusan dan tindakan
manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan
demikian dari definisi di atas dapat diketahui fokus manajemen strategis
terletak dalam memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting,
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system informasi komputer
untuk mencapai keberhasilan organisasi.Manajemen strategis di katakan efektif
apabila memberi tahu seluruh karyawan mengenai sasaran bisnis, arah bisnis,
kemajuan kearah pencapaian sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk
kami.Komunikasi merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis.
Dari
definisi tersebut terdapat dua hal penting yang dapat disimpulkan, yaitu:
Manajemen
Strategik terdiri atas tiga proses:
Pembuatan
Strategi, yang meliputi pengembnagan misi dan tujuan jangka panjang, mengidentifiksikan
peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan organisasi,
pengembangan alternatif-alternatif strategi dan penentuan strategi yang sesuai
untuk diadopsi.
Penerapan
strategi meliputi penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan, kebijakan
organisasi, memotovasi anggota dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar
strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan.
Evaluasi/Kontrol
strategi, mencakup usaha-usaha untuk memonitor seluruh hasil-hasil dari
pembuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja individu dan
organisasi serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.
Manajemen
Strategik memfokuskan pada penyatuan/ penggabungan aspek-aspek pemasaran, riset
dan pengembangan, keuangan/ akuntansi, operasional/ produksi dari sebuah
organisasi.
Strategik
selalu “memberikan sebuah keuntungan”, sehingga apabila proses manajemen yang
dilakukan oleh organisasi gagal menciptakan keuntungan bagi organisasi tersebut
maka dapat dikatakan proses manajemen tersebut bukan manajemen strategik.
Tujuan
Sebuah Perusahaan Menerapkan Sistem Manajemen Strategijuga sebagai berikut
:Memberikan Arah Pencapaian Tujuan Organisasi / Perusahaan Dalam hal ini,
manajer strategi harus mampu menunjukan kepada semua pihak kemana arah tujuan
organisasi / perusahaan. Karena, arah yang jelas akan dapat dijadikan landasan
untuk pengendalian dan mengevaluasi keberhasilan.
Membantu
Memikirkan Kepentingan Berbagai Pihak Organisasi/ perusahaan harus
mempertemukan kebutuhan berbagai pihak, pemasok, karyawan, pemegang saham,
pihak perbankan, dan masyarakat luas lainnya yang terkait dengan perusahaan
atau disebut dengan istilah Stakeholder Benefits, memegang peranan terhadap
sukses atau gagalnya perusahaan.
Dapat
Mengantisipasi Setiap Perubahan Kembali Secara Merata Manajemen strategi
memungkinkan eksekutif puncak untuk mengantisipasi perubahan dan menyiapkan
pedoman dan pengendalian, sehingga dapat memperluas kerangka waktu/ berpikir
mereka secara prespektif dan memahami konstribusi yang baik untuk hari ini dan
hari esok.
Berhubungan
dengan Efisiensi dan Efektifitas Tanggung jawab seorang manajer bukan hanya
mengkonsentrasikan terhadap kemampuan atas kepentingan efisiensi, akan tetapi
hendaknya juga mempunyai perhatian yang serius agar bekerja keras melakukan
sesuatu secara lebih baik dan efektif.
B. Peran Manajemen Strategi
Untuk
meraih segala cita-cita atau tujuan yang diinginkan oleh suatu organisasi atau
perusahaan maka penerapan manajemen stratejik justru sangat dibutuhkan guna apa
yang diinginkan bersama dapat kit capai dengan sebaik mungkin. Peran manajemen
stratejik ketika diimplementasikan dalam suatu organisasi maka setiap unit atau
bagian yang ada dalam organisasi tersebut dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebaik mungkin.Apalagi melihat perkembangan zaman sekarang ini, dimana
setiap organisasi perusahaan telah melakukan ekspansi pasar guna mendapatkan
keuntunga yang banyak. Semuanya itu perlu langkah strategis dan taktik yang
tepat sehingga proses atau langkah yang diambil oleh pimpinan dapat dijalankan
seefektif dan seefisen mungkin.
Persaingan
yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan pemahaman mekanisme pasar
(standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk (barang
dan jasa) yang mampu menciptakan nilai tambah.Oleh karena itu, peningkatan daya
saing organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek
kreativitas, kapasitas, teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran
yangdicapai.Hal tersebut diwujudkan dari tampilan produk, produktivitas yang
ting-gi dan pelayanan yang baik.
Esensi
Manajemen Strategik dalam pengembangan daya saing organisasi, baik bersifat
nirlaba maupun ber-orientasi laba dapat dijabarkan atas hal pokok berikut :
1.
Pertumbuhan
dan Keberlanjutan
Hal ini
dicirikan oleh adanya kegiatan lebih besar dari organisasi yang nantinya
berdampak pada peningkatan kesejahteraan SDM. Pencapaian kondisi tersebut
di-dapatkan dari kerjasama antar individu yang mampu mewujudkan sinergi
perkembangan organisasi sesuai siklus organisasi (pengenalan, pertumbuhan,
kedewa-saa dan pembaharuan dengan kondisi penurunan, tetap dan naik kembali)
ditinjau dari faktor internal maupun eksternal yang dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan, baik fundamental, incremental dan radikal dari nilai-nilai
keinginan konsumen, serta persaingan yang ketat dalam kondisi yang mengandung
ketidak-pastian dan penuh risiko.
2.
Berpikir
Strategik
Hal ini
dicirikan oleh pemahaman tentang pentingnya faktor waktu (lalu, kini dan esok),
proses kontinu (siklus) dan iteratif (sekuens pembelajaran) dalam
mengidentifikasi kegiatan yang menjanjikan ke depan yang berbasis pada pemetaan
kemampuan (superior-tas) yang dimiliki (sumber daya seperti SDA, SDM dan SDB)
dengan secara komprehensif memperhati-kan faktor-faktor makro seperti politik,
ekonomi, teknologi dan sosial budaya, disamping upaya pem-belajaran organisasi
dalam menuju daya saing secara parsial ataupun utuh. Realisasi berpikir
strategik dapat ditunjukkan oleh konsep masukan, proses dan luaran dalam
mengelola perubahan menurut peluang maupun ancaman yang ditemui sesuai dengan
fase-fase berikut : pembentukan kelompok kerja, inventarisasi kegiatan,
keterlibatan unit kerja dan status kegiatan. Hal tersebut dalam praktiknya
didukung oleh konsep-konsep stra-tegi, baik yang klasik (siklus hidup produk
dan SWOT), modern (BCG/Shell, A.D. Little, McKinsey, PIMS, SRI dan Porter) dan
alternatif (PRECOM) yang dalam implementasinya sangat ditentukan oleh besar-an
dimensinya (2-5) atau tema tertentunya.
3.
Manajemen
Strategik
Manajemen
Strategik dalam implementasinya ditentukan oleh tahapan identifikasi lingkungan
(internal dan eksternal), perumusan strategi, implementasi strategi, pemantauan
dan evaluasi strategi. Hal tersebut disusun dari sistem lingkungan yang terdiri
dari analisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan : sumber daya,
kapabilitas dan kompetensi inti) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang
dikenal sebagai SWOT ataupun pendekatan peran (policy, strategik dan fungsi)
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi, baik secara luas maupun
spesifik, seperti:
Masuknya
pendatang baru (skala ekonomi, diferensiasi produk, persyaratan modal, biaya peralih-an pemasok,
akses ke saluran distribusi, kebijakan pemerintah dan lainnya;
Ancaman
produk peng-ganti (biaya/harga)
Kekuatan
tawar menawar pembeli (kuantitas, mutu dan ketersediaan)
kekuatan
tawar menawar pemasok (dominasi, integrasi dan keunikan).
Dalam
proses manajemen strategik diperlukan pernyataan-pernyataan yang terkait dengan
penetapan visi (jati diri), misi (justifikasi/pembeda) dan tujuan
(target/standar) sebagai jawaban terhadap pencanangan strategi yang telah
disusun menurut tingkatannya (korporat, bisnis dan fungsional) yang didasarkan
pada muatan, konsis-tensi dan keterpaduannya dari suatu kerangka kerja proses pengambilan
keputusan organisasi untuk jang-ka panjang. Dalam hal ini, struktur organisasi
dengan berbagai bentuknya (sederhana, fungsional, divisional, matriks, unit
bisnis strategik berperan pen-ting dalam pencapaian tujuan dari kebijakan yang
dibuat.
C. Manfaat Manajemen Strategi
Dengan
menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame work) untuk
menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi terutama berkaitan
dengan persaingan, maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau
berpikir secara strategik.
Pemecahan
masalah dengan menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang
dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu
hasil yang menguntungkan.. Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika
mereka menerapkan manajemen strategik, yaitu:
·
Memberikan
arah jangka panjang yang akan dituju.
·
Membantu
organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
·
Membuat
suatu organisasi menjadi lebih efektif
·
Mengidentifikasikan
keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.
·
Aktifitas
pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah
munculnya masalah di masa datang.
·
Keterlibatan
anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada
tahap pelaksanaannya.
·
Aktifitas
yang tumpang tindih akan dikurang
D. Langkah Dalam Pengembangan
Organisasi
Langkah
Pertama manajemen perlu secara detail mengindentifikasi aktifitas yang perlu
dikerjakan baik langsung maupun tidak langsung sejak disusunnya proposal
kegiatan (TOR), pengujian dan penilaian, proses perencana-an program dan
kegiatan, implementasi, pengendalian dan pe-ngawasan.
Langkah
Kedua yang perlu dilakukan untuk menganalisis profil/postur organisasi adalah
mencari keterkaitan (lingkage) dari berbagai aktifitas rantai kegiatan
tersebut, baik antar aktifitas pokok (fungsi utama) dan aktifitas penunjang
(fungsi pelayanan)
Langkah
Ketiga yaitu mencoba mencari sinergi potensial yang mungkin dapat ditemukan
diantara output yang dihasilkan oleh setiap aktifitas yang dimiliki oleh
organisasi.
E. Tahap-tahap Dalam Manajemen Strategis
Manajemen
strategi merupakan sebuah proses yang terdiri dari tiga kegiatan antara lain
perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Perumusan
strategi terdiri dari kegiatan-kegiatan mengembangkan misi bisnis, mengenali
peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan
internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif
dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan Isu perumusan strategi
termasuk memutuskan bisnis apa yang akan dimasuki bisnis apa yang harus
dihentikan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah memperluas operasi
atau diversivikasi, apakah akan memasuki pasar internasional, apakah akan
melakukan merjer atau membentuk usaha patungan, dan bagaimana menghindari
pengambilalihan perusahaan pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat
suatu organisasi pada produk,pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama
periode waktu tertentu.
Strategi
menetapkan keunggulan bersaing jangka panjang. Apapun yang akan terjadi,
keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai fungsi utama dan pengaruh
jangka panjang pada suatu organisasi. Implementasi strategi menuntut perusahaan
untuk menetapkan obyektif tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi
karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat
dilaksanakan.Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya mendukung
strategi, menciptakan struktur oragnisasi yang efektif, mengubah arah usaha
pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi
dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan prestasi organisasi.Implementasi
strategi sering disebut tahap tindakan manajemen strategis.Strategi
implementasi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah strategi
yang dirumuskan menjadi tindakan.Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam
manajemen strategis.Para manajer sangat perlumengetahui kapan strategi tertentu
tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh
informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena
faktor-faktor eksteral dan internal selalu berubah. Tiga macam aktivitas
mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:
Meninjau
factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang,
Mengukur
prestasi,
mengambil
tindakan korektif. Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan evaluasi
terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi
atau unit bisnis strategis, dan fungsional.
F. Pentingnya manajemen strategi
bagi perusahaan
Beberapa
alasan utama tentang pentingnya peranan strategi manajemen bagi perusahaan atau
organisasi, yaitu:
Memberi
arah jangka panjang yang akan dituju.
Membantu
perusahaan atau organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
Membuat
suatu perusahaan atau organisasi menjadi lebih aktif.
Mengidentifikasi
keunggulan komparatif suatu perusahaan atau organisasi dalam lingkungan yang
semakin beresiko.
Aktivitas
yang tumpang tindih akan dikurangi.
Keengganan
untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
Keterlibatan
karyawan dalam perubahan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap
pelaksanaannya.
Kegiatan
pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan atau organisasi
tersebut untuk mencegah munculnya masalah di masa mendatang.
Dengan
manajemen strategi diharapkan strategi benar-benar dapat dikelola sehingga
strategi dapat diimplementasikan untuk mewarnai dan mengintegrasikan semua
keputusan dan tindakan dalam organisasi rincian. Tahapan kegiatan untuk
menjalankan strategi adalah sebagai berikut:
Perumusan
strategi
Perumusan
strategi adalah proses memilih tindakan utama (strategi) untuk mewujudkan misi
organisasi. Proses mengambil keputusan untuk menetapkan strategi seolah-olah
merupakan konsekuensi mulai dari penetapan visi-misi, sampai terealisasinya
program.
Perencanaan
tindakan.
Langkah
pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan adalah pembuat
perencanaan strategi. Inti dari apa yang ingin dilakukan pada tahapan ini
adalah bagaimana membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan
(program dan anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arahan (visi, misi, gool)
dan strategi yang telah ditetapkan organisasi.
Implementasi.
Untuk
menjamin keberhasilan strategi yang telah berhasil dirumuskan harus diwujudkan
dalam tindakan implementasi yang cermat. Strategi dan unsur-unsur organisasi
yang lain harus sesuai, strategi harus tercermati pada rancangan struktur
budaya organisasi, kepemimpinan dan sistem pengelolaan sumber daya manusia.
Karena strategi diimplementasikan dalam suatu lingkungan yang terus berubah,
maka implementasi yang sukses menuntut pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan.Sehingga jika diperlukan dapat dilakukan tindakan-tindakan
perbaikan yang tepat.
G. Manfaat dan Resiko Manajemen
Strategi
a. Manfaat
Dengan
menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame work) untuk
menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi terutama berkaitan dengan persaingan, maka peran
manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik.
Pemecahan
masalah dengan menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibangun dari
suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil yang
menguntungkan.Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka
menerapkan manajemen strategik, yaitu:
Memberikan
arah jangka panjang yang akan dituju.
Membantu
organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi
Membuat
suatu organisasi menjadi lebih efektif
Mengidentifikasikan
keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.
Aktifitas
pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah
munculnya masalah di masa datang.
Keterlibatan
anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada
tahap pelaksanaannya.
Aktifitas
yang tumpang tindih akan dikurangi
Keengganan
untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
b.
Resiko
Keterlibatan
para manajer dalam proses perencanaan strategik akan menimbulkan beberapa
resiko yang perlu diperhitungkan sebelum melakukan proses manajemen strategik,
yaitu:
Waktu
yang digunakan para manajer dalam proses manajemen strategik mungkin mempunyai pengaruh negatif
pada tanggung jawab operasional.
Apabila
para pembuat strategi tidak dilibatkan secara langsung dalam penerapannya maka
mereka dapat mengelak tanggung jawab pribadi untuk keputusan-keputusan yang
diambil dalam proses perencanaan.
Akan
timbul kekecewan dari para bawahan yang berpartisipasi dalam penerapan strategi
karena tidak tercap[ainya tujuan dan harapan mereka.
Untuk
mengatasi resiko-resiko tersebut para manajer perlu dilatih mengamankan atau
memperkecil timbulnya resiko dengan cara:
Melakukan
penjadwalan kewajiban-kewajiban para manajer agar mereka dapat mengalokasikan
waktu yang lebih efisien.
Membatasi
para manajer pada proses perencanaan
untuk membuat janji-janji mereka terhadap kinerja yang benar-benar dapat
dilaksananakan oleh mereka dan bawahannya.
Mengatisipasi
dan menanggapi keinginan-keinginan bawahan, misalnya usulan atau peningkatan
dalam ganjaran.
Sebagai
suatu kesatuan dalam sebuah organisasi perlu menerapkan dan mengembangkan
kemapuan manajemen internalnya guna mencapai tujuan yang diinginkan dengan
mengarahkan segenap potensi dan strategi serta taktik yang tepat untuk diaplikasikan.
Proses
manajemen strategis dapat diuraikan sebagai pendekatan yang obyektif, logis,
sistematis untuk membuat keputusan besar dalam suatu organisasi. Proses ini
berusaha untuk mengorganisasikan informasi kualitatif dan kuantitatif dengan
cara yang memungkinkan keputusan efektif diambil dalam kondisi yang tidak
menentu. Berdasarkan pada pengalaman, penilaian, dan perasaan, intuisi penting
untuk membuat keputusan strategis yang baik.Intuisi terutama bermamfaat untuk
membuat keputusan dalam situasi yang amat tidak menentu atau sedikit preseden.
Proses manajemen strategis didasarkan pada keyakinan bahwa organisasi
seharusnya terus-menerus memonitor peristiwa dan kecenderungan internal dan
eksternal sehingga melaukan perubahan tepat waktu. Teknologi informasi dan globalisasi
adalah perubahan eksternal yang mengubah bisnis dan masyarakat dewasa ini. Arus
informasi yang cepat menghilangkan batas negara sehingga orang dari seluruh
dunia dapat melihat sendiri bagaimana cara hidup orang lain. Dunia menjadi
tanpa perbatasan dengan warga Negara global, pesaing global, pelanggan global,
pemasok global, dan distributor global.