Sabtu, 27 Juni 2015
Makalah Tentang Langkah-Langkah dan Urutan Karya Ilmiah
Pengertian karya ilmiah menurut Eko Susilo, M. 1995:11 suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.
Langkah - langkah menyusun karya ilmiah
1. Memilih Topik dan Tema
Pengertian topik dan tema sering dikacaukan. Wahab (1994:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud topik adalah bidang medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau penelitian. Sementara itu, tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik yang memang masih terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah berikut ini.
(1) Isu-isu yang masih hangat.
(2) Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional.
(3) Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang dikaitkan dengan permasalahan politik, pendidikan, agama, dan lain-lain.
(4) Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot. Dalam pertimbangan ini bila akan menulis karya ilmiah bidang pendidikan maka yang menjadi pertimbangan adalah topic tentang pendidikan.
Cara yang mudah untuk mencari topik adalah dengan membaca secara cepat berbagai sumber informasi, khususnya tentang pendidikan. Hal ini bertujuan antara lain:
(a) menetapkan topik yang akan dikembangkan,
(b) mencari kemungkinan terdapatnya sumber sebanyak mungkin, dan
(c) mencari verifikasi yang memungkinkan dilaksanakannya kegiatan penulisan atau penelitian.
Selanjutnya penulis perlu membatasi topik. Karena itu, penulis hendaknya:
(a) memilih salah satu aspek khusus dari topik yang menjadi pilihannya,
(b) membatasi waktu dan ruang dari aspek yang telah dipilihnya, dan
(c) memilih peristiwa khusus dari pembatasan tersebut.
Selain itu, Wahab (1994:1-2) menyebutkan tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik.
Pertama, penulis dapat memilih topik yang telah menjadi minatnya.
Kedua, penulis dapat memilih topik yang diperkirakan dapat mengembangkan minatnya.
Ketiga, topik tersebut mengundang rasa ingin tahu penulis.
Selain ketiga hal itu, latar belakang pengetahuan penulis terhadap topik yang dipilihnya juga sangat berperan.
Dalam pemilihan suatu topik, penulis harus memperhatikan tiga kriteria berikut ini.
(1) Penulis harus mampu menangani topik yang menjadi pilihannya.
(2) Penulis mempunyai keinginan yang cukup besar untuk mengerjakan.
(3) Penulis mempunyai sarana, prasarana, dan waktu yang cukup untuk mengembangkan topik pilihanya.
Setiap topik atau masalah yang dibahas dalam penelitian harus layak. Dalam hal ini, kelayakan suatu masalah penelitian berkaitan dengan banyak faktor. Faktor itu antara lain sebagai berikut.
(a) Kemanfaatan hasil, sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut akan memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-masalah praktis.
(b) Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan, yaitu mempunyai khasanah keilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis dan mempunyai kemungkinan mendapatkan sejumlah fakta empiric yang diperlukan guna pengujian hipotesis.
(c) Persyaratan dari segi peneliti, sejauh mana kemampuan peneliti untuk melakukan penelitian. Hal ini setidaknya menyangkut lima faktor, yaitu: biaya, waktu, alat dan bahan, bekal kemampuan teoritis peneliti, dan penguasaan peneliti terhadap metode penelitian yg akan digunakan.
2. Mengumpulkan Bahan
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis mulai mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang relevan dengan topik dan tema yang akan ditulis. Pemilihan bahan yang relevan ini bisa dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara sepintas serta menilai kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis dari karya tulis tersebut.
3. Merencanakan Kerangka Penulisan
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, serta mengumpulkan bahan yang relevan, penulis mulai merencanakan susunan kerangka penulisan. Wahab (1994:29) menyebutkan tiga alasan penulis perlu menyusun kerangka penulisan. Tiga alasan tersebut adalah:
(1) penyusunan kerangka dapat membantu penulis mengorganisasikan ide-idenya,
(2) penyusunan kerangka mempercepat proses penulisan, dan
(3) penyusunan kerangka dapat meningkatkan kualitas bahasa.
4. Penulisan Karya Ilmiah
Setelah kerangka penulisan karya ilmiah tersusun, langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah mengembangkan kerangka penulisan karya ilmiah tersebut menjadi paragraf-paragraf pengembangan. Pengembangan sebuah paragraf harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
(1) Pilihan kata dalam setiap kalimat dalam paragraf.
(2) Kalimat-kalimat dalam paragraf harus saling mendukung (tidak ada kalimat sumbang, yakni yang tidak mendukung ide pokok dalam paragraf).
(3) Setiap paragraf mengandung satu ide pokok yang dikembangkan dengan beberapa ide penjelas.
(4) Bahasa yang digunakan mengikuti kaidah yang berlaku.
(5) Ejaan dan tanda baca harus diperhatikan. (
6) Ada keterpaduan antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya.
5. Penyuntingan, Revisi, dan Draf Final
Setelah kerangka dikembangkan menjadi beberapa paragraf dengan memperhatikan beberapa hal dalam pengembangannya, kegiatan berikutnya adalah penyuntingan. Penyuntingan ini dapat dilakukan oleh penulis itu sendiri, dapat juga dengan bantuan orang lain.
Proses penyuntingan ini meliputi beberapa unsur, yaitu:
(a) teknis penulisan (sistematika, ejaan, dan tanda baca),
(b) kalimat,
(c) paragraf,
(d) bahasa, dan
(e) isi.
Setelah melalui proses penyuntingan ini, penulis mulai merevisi karya tulisnya. Pada akhirnya, draf final karya tulis ilmiah tersebut dapat disusun dan dipublikasikan.
Kerangka Penyusunan Karya ilmiah
Kerangka karya ilmiah terdiri dari:
1. Judul
2. Lembar Pengesahan
3. Abstrak/Ringkasan
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi
6. Daftar Tabel
7. Daftar Gambar
8. Daftar Lampiran
9. Daftar Istilah dan atau Daftar Singkatan [kalau ada]
10. BAB I Pendahuluan (latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran)
11. BAB II Tinjauan Pustaka
12. BAB III Bahan dan Metode Penelitian (bentuk penelitian, subjek penelitian, ukuran sampel, definisi operasional, variabel penelitian, prosedur penelitian, cara pemeriksaan/pengukuran, analisis data, tempat dan waktu penelitian, jadwal penelitian, alur penelitian)
13. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
14. BAB V Kesimpulan dan Saran
15. Daftar Pustaka
16. Lampiran.
Teknik Penyusunan Karya ilmiah Kerangka Penyusunan Karya Ilmiah. Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap antara lain.
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pengumpulan data.
3. Tahap Pengorganisasian.
4. Tahap Pemeriksaan/ penyunting konsep.
5. Tahap Penyajian.
1.Tahap Persiapan.
Dalam tahap persiapan dilakukan:
a. Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan
i.Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitar penulis.
ii.Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari topik yangada.
iii.Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
iv.Memilki data dan fakta yang obyektif dan mencukupi.
v.Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
vi.Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan referensi.
b.Pembatasan topik atau penentuan judul
i.Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
ii.Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisn karya ilmiah atau setelah selesai penulisan karya ilimiah tersebut.
iii.Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who (siapa), where (dimana) dan how (bagaimana).
c.Pembuatan kerangka karangan (outline)
i.Membimbing untuk memulai menyusun kerangka karangan.
ii.Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak menjadi tumpang tindih dalam penulisannya.
iii.Pembuatanrencana daftar isi dari karya ilmiah.
2.Tahap penulisan data
a.Pencarian keterangan dari bhn bacaan atau referensi.
b.Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan dijadikan tema dalam karya ilmiah.
c.Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema dari karya ilmiah.
d.Melakukan percobaan dilabolatorium atau pengujian data di lapangan.
3.Tahap Pengorganisasian dan pengkonsepan
a.Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi kembali dan dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data.
b.Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan urutan dalam kerangka karangan yang telah ditetapkan.
4.Tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep (editing), tahap ini bertujuan untuk :
a.Melengkapi data yang dirasa masih kurang.
b.Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan pokok bahasan karya ilmiah.
c.Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain.
d.Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan kaidah ejaan sesuai EYD
5.Tahap Penyajian
a.Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :
i.Segi kerapian dan kebersihan.
ii.Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal padahalaman pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka, dll.
iii.Memakai standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, missal standar penulisan kutipan, catatan kaki, daftar pustaka dan penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.
BAB III
PENUTUP
Disemua uraian penutup yang dimuat dalam makalah ini, terdapat beberapa hal yang harus dicermati. Pertama , sebuah karya ilmiah sebagai mana dalam makalah ini adalah suatu pemikiran yang utuh. Karya tersebut merupakan sebuah gagasan lengkap, yang mungkin sangat rumit atau sederhana saja. Dalam menulis karya ilmiah, seorang penulis diharapkan mampu untuk mengkomunikasikan temuan atau gagasan ilmiahnya secara lengkap dan gambling agar mudah dipahami. Kedua, menulis karya ilmiah berbeda dengan karya imajinatif. Persiapan yang seksama dan pemikiran yang matang dan runtut perlu diperhatikan. Ketiga, dalam menyampaikan pemikirannya, penulis tidak mungkin mengabaikan perkembangan yang terjadi di sekitarnya, khususnya yang terjadi dalam bidang keilmuannya sendiri. Keempat, sarana utama dalam menyusun dan menyampaikan pemikiran adalah bahasa,. Bahasa sebuah sistem komunikasi memiliki aturan- aturan sendiri sekalipun sistem itu terus berkembang. Terakhir adalah masalah tanggung jawab, sekalipun kata ini tidak banyak muncul dalam buku ini, tulisan-tulisan yang ada mengajak pembaca untuk menyadari bahwa seorang penulis mempunyai berbagai tanggung jawab.
Dalam menulis kerangka tulisan ilmiah yang perlu diperhatikan adalah bagian-bagian dalam tulisan ilmiah, terutama dalam jurnal ilmiah antara lain, judul tulisan, nama dan alamat penulis, abstrak, pengantar, permasalahan penelitian, bahan dan cara penelitian, hasil, pembahasan, kesimpulan, ucapan terima kasih, dan daftar putaka.
Sabtu, 25 April 2015
MANAJEMEN STRATEGI
Manajemen
strategis adalah seni dan ilmu
penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas
fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapat sasarannya.
Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan
kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan
sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan
organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari
berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen
strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh
dewan direksi dan dilaksanakan oleh
CEO serta tim eksekutif organisasi
tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan
terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.
Manajemen
strategis berbicara tentang gambaran besar.Inti dari manajemen strategis adalah
mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya
yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan
strategis.Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau
pedoman untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang
berkesinambungan dan terus-menerus. Rencana strategis organisasi merupakan
dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali dikunjungi.Bahkan mungkin
sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya yang terus harus
dimodifikasi.Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia, dia harus
digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
Menurut
Thomas L.Wheelen – J. David Hunger manajemen strategi adalah serangkaian dari
pada keputusan majerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan
perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan /
perencanaan strategi, pelaksanaan / implementasi, dan evaluasi
Lingkungan
dunia yang mengalami perubahan seperti adanya globalisasi, control masyarakat,
perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi perkembangan suatu negara maupun
bisnis. Control masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun
perusahaan, sehingga pemerintah maupun pemimpin perusahaan tidak dapat membuat
kebijakan yang mengabaikan kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam
menjalankan kegiatannya perlu adanya keselarasan antara kompetensi yang
dimiliki perusahaan maupun pemerintah dengan lingkungan yang ada di luar
organisasi (perusahaan dan pemerintah).
Pertimbangan
global praktis berdampak pada keputusan strategis, batas-batas
negaradiabaikan.Untuk mengetahui dan menghargai dunia dari perspektif orang
lain telah menjadi masalah hidup atau mati untuk bisnis. Dengan demikian perlu
adanya kegiatan dalam pengambilan keputusan yang disesuaikan antara kemampuan
yang dimiliki dengan lingkungan yang ada di sekitar sehingga perlunya adanya
manajemen strategi.Menopang manajemen strategis tergantung pada manajer
mendapat pengertian mengenai pesaing, pasar, harga, pemasok, distributor,
pemerintah, kreditor, pemegang saham dan pelanggan diseluruh dunia. Harga dan mutu
dari produk dan jasa perusahaan harus dapat bersaing di seluruh dunia, bukan
hanya di pasar lokal.
Persaingan
yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan pemahaman mekanisme pasar
(standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk (barang
dan jasa) yang mampu menciptakan nilai tambah.Oleh karena itu, peningkatan daya
saing organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek
kreativitas, kapasitas, teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran
yangdicapai.Hal tersebut diwujudkan dari tampilan produk, produktivitas yang
ting-gi dan pelayanan yang baik.
A. Pengertian/Teori Evolusi Manajemen Strategi
Sebelum
melangkah lebih jauh tentang seberapa jauh peran manajemen stratejik dalam
pengembangan organisasi, kita akan menyimak dulu pengertian dari manajemen
stratejik itu sendiri, berikut beberapa ahli yang memberikan gambaran atau
teori tentang manajemen stratejik itu sendiri.
Barney,
2007:27 Manajemen strategis (strategic management) dapat dipahami sebagai proses
pemilihan dan penerapan strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola
alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat
mempertahankan kinerjanya.
Grant,
2008:10 Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai penggunaan
sumber daya-sumber daya untuk menciptakan suatu posisi menguntungkan. Dengan
kata lain, manajamen strategis terlibat dengan pengembangan dan implementasi
strategi-strategi dalam kerangka pengembangan keunggulan bersaing.
Michael
A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (2006,XV)
Manajemen
strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa
yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang
bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada
masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya.Dalam perekonomian global yang
memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara,
perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan
yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk kepada
konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba
diatas rata-rata
David
2005:5 Seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan and
mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai
obyektifnya. Hunger dan Wheelen 2006:4 Serangkaian keputusan dan tindakan
manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan
demikian dari definisi di atas dapat diketahui fokus manajemen strategis
terletak dalam memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting,
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system informasi komputer
untuk mencapai keberhasilan organisasi.Manajemen strategis di katakan efektif
apabila memberi tahu seluruh karyawan mengenai sasaran bisnis, arah bisnis,
kemajuan kearah pencapaian sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk
kami.Komunikasi merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis.
Dari
definisi tersebut terdapat dua hal penting yang dapat disimpulkan, yaitu:
Manajemen
Strategik terdiri atas tiga proses:
Pembuatan
Strategi, yang meliputi pengembnagan misi dan tujuan jangka panjang, mengidentifiksikan
peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan organisasi,
pengembangan alternatif-alternatif strategi dan penentuan strategi yang sesuai
untuk diadopsi.
Penerapan
strategi meliputi penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan, kebijakan
organisasi, memotovasi anggota dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar
strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan.
Evaluasi/Kontrol
strategi, mencakup usaha-usaha untuk memonitor seluruh hasil-hasil dari
pembuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja individu dan
organisasi serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.
Manajemen
Strategik memfokuskan pada penyatuan/ penggabungan aspek-aspek pemasaran, riset
dan pengembangan, keuangan/ akuntansi, operasional/ produksi dari sebuah
organisasi.
Strategik
selalu “memberikan sebuah keuntungan”, sehingga apabila proses manajemen yang
dilakukan oleh organisasi gagal menciptakan keuntungan bagi organisasi tersebut
maka dapat dikatakan proses manajemen tersebut bukan manajemen strategik.
Tujuan
Sebuah Perusahaan Menerapkan Sistem Manajemen Strategijuga sebagai berikut
:Memberikan Arah Pencapaian Tujuan Organisasi / Perusahaan Dalam hal ini,
manajer strategi harus mampu menunjukan kepada semua pihak kemana arah tujuan
organisasi / perusahaan. Karena, arah yang jelas akan dapat dijadikan landasan
untuk pengendalian dan mengevaluasi keberhasilan.
Membantu
Memikirkan Kepentingan Berbagai Pihak Organisasi/ perusahaan harus
mempertemukan kebutuhan berbagai pihak, pemasok, karyawan, pemegang saham,
pihak perbankan, dan masyarakat luas lainnya yang terkait dengan perusahaan
atau disebut dengan istilah Stakeholder Benefits, memegang peranan terhadap
sukses atau gagalnya perusahaan.
Dapat
Mengantisipasi Setiap Perubahan Kembali Secara Merata Manajemen strategi
memungkinkan eksekutif puncak untuk mengantisipasi perubahan dan menyiapkan
pedoman dan pengendalian, sehingga dapat memperluas kerangka waktu/ berpikir
mereka secara prespektif dan memahami konstribusi yang baik untuk hari ini dan
hari esok.
Berhubungan
dengan Efisiensi dan Efektifitas Tanggung jawab seorang manajer bukan hanya
mengkonsentrasikan terhadap kemampuan atas kepentingan efisiensi, akan tetapi
hendaknya juga mempunyai perhatian yang serius agar bekerja keras melakukan
sesuatu secara lebih baik dan efektif.
B. Peran Manajemen Strategi
Untuk
meraih segala cita-cita atau tujuan yang diinginkan oleh suatu organisasi atau
perusahaan maka penerapan manajemen stratejik justru sangat dibutuhkan guna apa
yang diinginkan bersama dapat kit capai dengan sebaik mungkin. Peran manajemen
stratejik ketika diimplementasikan dalam suatu organisasi maka setiap unit atau
bagian yang ada dalam organisasi tersebut dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebaik mungkin.Apalagi melihat perkembangan zaman sekarang ini, dimana
setiap organisasi perusahaan telah melakukan ekspansi pasar guna mendapatkan
keuntunga yang banyak. Semuanya itu perlu langkah strategis dan taktik yang
tepat sehingga proses atau langkah yang diambil oleh pimpinan dapat dijalankan
seefektif dan seefisen mungkin.
Persaingan
yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan pemahaman mekanisme pasar
(standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk (barang
dan jasa) yang mampu menciptakan nilai tambah.Oleh karena itu, peningkatan daya
saing organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek
kreativitas, kapasitas, teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran
yangdicapai.Hal tersebut diwujudkan dari tampilan produk, produktivitas yang
ting-gi dan pelayanan yang baik.
Esensi
Manajemen Strategik dalam pengembangan daya saing organisasi, baik bersifat
nirlaba maupun ber-orientasi laba dapat dijabarkan atas hal pokok berikut :
1.
Pertumbuhan
dan Keberlanjutan
Hal ini
dicirikan oleh adanya kegiatan lebih besar dari organisasi yang nantinya
berdampak pada peningkatan kesejahteraan SDM. Pencapaian kondisi tersebut
di-dapatkan dari kerjasama antar individu yang mampu mewujudkan sinergi
perkembangan organisasi sesuai siklus organisasi (pengenalan, pertumbuhan,
kedewa-saa dan pembaharuan dengan kondisi penurunan, tetap dan naik kembali)
ditinjau dari faktor internal maupun eksternal yang dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan, baik fundamental, incremental dan radikal dari nilai-nilai
keinginan konsumen, serta persaingan yang ketat dalam kondisi yang mengandung
ketidak-pastian dan penuh risiko.
2.
Berpikir
Strategik
Hal ini
dicirikan oleh pemahaman tentang pentingnya faktor waktu (lalu, kini dan esok),
proses kontinu (siklus) dan iteratif (sekuens pembelajaran) dalam
mengidentifikasi kegiatan yang menjanjikan ke depan yang berbasis pada pemetaan
kemampuan (superior-tas) yang dimiliki (sumber daya seperti SDA, SDM dan SDB)
dengan secara komprehensif memperhati-kan faktor-faktor makro seperti politik,
ekonomi, teknologi dan sosial budaya, disamping upaya pem-belajaran organisasi
dalam menuju daya saing secara parsial ataupun utuh. Realisasi berpikir
strategik dapat ditunjukkan oleh konsep masukan, proses dan luaran dalam
mengelola perubahan menurut peluang maupun ancaman yang ditemui sesuai dengan
fase-fase berikut : pembentukan kelompok kerja, inventarisasi kegiatan,
keterlibatan unit kerja dan status kegiatan. Hal tersebut dalam praktiknya
didukung oleh konsep-konsep stra-tegi, baik yang klasik (siklus hidup produk
dan SWOT), modern (BCG/Shell, A.D. Little, McKinsey, PIMS, SRI dan Porter) dan
alternatif (PRECOM) yang dalam implementasinya sangat ditentukan oleh besar-an
dimensinya (2-5) atau tema tertentunya.
3.
Manajemen
Strategik
Manajemen
Strategik dalam implementasinya ditentukan oleh tahapan identifikasi lingkungan
(internal dan eksternal), perumusan strategi, implementasi strategi, pemantauan
dan evaluasi strategi. Hal tersebut disusun dari sistem lingkungan yang terdiri
dari analisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan : sumber daya,
kapabilitas dan kompetensi inti) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang
dikenal sebagai SWOT ataupun pendekatan peran (policy, strategik dan fungsi)
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi, baik secara luas maupun
spesifik, seperti:
Masuknya
pendatang baru (skala ekonomi, diferensiasi produk, persyaratan modal, biaya peralih-an pemasok,
akses ke saluran distribusi, kebijakan pemerintah dan lainnya;
Ancaman
produk peng-ganti (biaya/harga)
Kekuatan
tawar menawar pembeli (kuantitas, mutu dan ketersediaan)
kekuatan
tawar menawar pemasok (dominasi, integrasi dan keunikan).
Dalam
proses manajemen strategik diperlukan pernyataan-pernyataan yang terkait dengan
penetapan visi (jati diri), misi (justifikasi/pembeda) dan tujuan
(target/standar) sebagai jawaban terhadap pencanangan strategi yang telah
disusun menurut tingkatannya (korporat, bisnis dan fungsional) yang didasarkan
pada muatan, konsis-tensi dan keterpaduannya dari suatu kerangka kerja proses pengambilan
keputusan organisasi untuk jang-ka panjang. Dalam hal ini, struktur organisasi
dengan berbagai bentuknya (sederhana, fungsional, divisional, matriks, unit
bisnis strategik berperan pen-ting dalam pencapaian tujuan dari kebijakan yang
dibuat.
C. Manfaat Manajemen Strategi
Dengan
menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame work) untuk
menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi terutama berkaitan
dengan persaingan, maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau
berpikir secara strategik.
Pemecahan
masalah dengan menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang
dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu
hasil yang menguntungkan.. Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika
mereka menerapkan manajemen strategik, yaitu:
·
Memberikan
arah jangka panjang yang akan dituju.
·
Membantu
organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
·
Membuat
suatu organisasi menjadi lebih efektif
·
Mengidentifikasikan
keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.
·
Aktifitas
pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah
munculnya masalah di masa datang.
·
Keterlibatan
anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada
tahap pelaksanaannya.
·
Aktifitas
yang tumpang tindih akan dikurang
D. Langkah Dalam Pengembangan
Organisasi
Langkah
Pertama manajemen perlu secara detail mengindentifikasi aktifitas yang perlu
dikerjakan baik langsung maupun tidak langsung sejak disusunnya proposal
kegiatan (TOR), pengujian dan penilaian, proses perencana-an program dan
kegiatan, implementasi, pengendalian dan pe-ngawasan.
Langkah
Kedua yang perlu dilakukan untuk menganalisis profil/postur organisasi adalah
mencari keterkaitan (lingkage) dari berbagai aktifitas rantai kegiatan
tersebut, baik antar aktifitas pokok (fungsi utama) dan aktifitas penunjang
(fungsi pelayanan)
Langkah
Ketiga yaitu mencoba mencari sinergi potensial yang mungkin dapat ditemukan
diantara output yang dihasilkan oleh setiap aktifitas yang dimiliki oleh
organisasi.
E. Tahap-tahap Dalam Manajemen Strategis
Manajemen
strategi merupakan sebuah proses yang terdiri dari tiga kegiatan antara lain
perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Perumusan
strategi terdiri dari kegiatan-kegiatan mengembangkan misi bisnis, mengenali
peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan
internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif
dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan Isu perumusan strategi
termasuk memutuskan bisnis apa yang akan dimasuki bisnis apa yang harus
dihentikan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah memperluas operasi
atau diversivikasi, apakah akan memasuki pasar internasional, apakah akan
melakukan merjer atau membentuk usaha patungan, dan bagaimana menghindari
pengambilalihan perusahaan pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat
suatu organisasi pada produk,pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama
periode waktu tertentu.
Strategi
menetapkan keunggulan bersaing jangka panjang. Apapun yang akan terjadi,
keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai fungsi utama dan pengaruh
jangka panjang pada suatu organisasi. Implementasi strategi menuntut perusahaan
untuk menetapkan obyektif tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi
karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat
dilaksanakan.Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya mendukung
strategi, menciptakan struktur oragnisasi yang efektif, mengubah arah usaha
pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi
dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan prestasi organisasi.Implementasi
strategi sering disebut tahap tindakan manajemen strategis.Strategi
implementasi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah strategi
yang dirumuskan menjadi tindakan.Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam
manajemen strategis.Para manajer sangat perlumengetahui kapan strategi tertentu
tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh
informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena
faktor-faktor eksteral dan internal selalu berubah. Tiga macam aktivitas
mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:
Meninjau
factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang,
Mengukur
prestasi,
mengambil
tindakan korektif. Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan evaluasi
terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi
atau unit bisnis strategis, dan fungsional.
F. Pentingnya manajemen strategi
bagi perusahaan
Beberapa
alasan utama tentang pentingnya peranan strategi manajemen bagi perusahaan atau
organisasi, yaitu:
Memberi
arah jangka panjang yang akan dituju.
Membantu
perusahaan atau organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
Membuat
suatu perusahaan atau organisasi menjadi lebih aktif.
Mengidentifikasi
keunggulan komparatif suatu perusahaan atau organisasi dalam lingkungan yang
semakin beresiko.
Aktivitas
yang tumpang tindih akan dikurangi.
Keengganan
untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
Keterlibatan
karyawan dalam perubahan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap
pelaksanaannya.
Kegiatan
pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan atau organisasi
tersebut untuk mencegah munculnya masalah di masa mendatang.
Dengan
manajemen strategi diharapkan strategi benar-benar dapat dikelola sehingga
strategi dapat diimplementasikan untuk mewarnai dan mengintegrasikan semua
keputusan dan tindakan dalam organisasi rincian. Tahapan kegiatan untuk
menjalankan strategi adalah sebagai berikut:
Perumusan
strategi
Perumusan
strategi adalah proses memilih tindakan utama (strategi) untuk mewujudkan misi
organisasi. Proses mengambil keputusan untuk menetapkan strategi seolah-olah
merupakan konsekuensi mulai dari penetapan visi-misi, sampai terealisasinya
program.
Perencanaan
tindakan.
Langkah
pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan adalah pembuat
perencanaan strategi. Inti dari apa yang ingin dilakukan pada tahapan ini
adalah bagaimana membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan
(program dan anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arahan (visi, misi, gool)
dan strategi yang telah ditetapkan organisasi.
Implementasi.
Untuk
menjamin keberhasilan strategi yang telah berhasil dirumuskan harus diwujudkan
dalam tindakan implementasi yang cermat. Strategi dan unsur-unsur organisasi
yang lain harus sesuai, strategi harus tercermati pada rancangan struktur
budaya organisasi, kepemimpinan dan sistem pengelolaan sumber daya manusia.
Karena strategi diimplementasikan dalam suatu lingkungan yang terus berubah,
maka implementasi yang sukses menuntut pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan.Sehingga jika diperlukan dapat dilakukan tindakan-tindakan
perbaikan yang tepat.
G. Manfaat dan Resiko Manajemen
Strategi
a. Manfaat
Dengan
menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame work) untuk
menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi terutama berkaitan dengan persaingan, maka peran
manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik.
Pemecahan
masalah dengan menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibangun dari
suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil yang
menguntungkan.Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka
menerapkan manajemen strategik, yaitu:
Memberikan
arah jangka panjang yang akan dituju.
Membantu
organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi
Membuat
suatu organisasi menjadi lebih efektif
Mengidentifikasikan
keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.
Aktifitas
pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah
munculnya masalah di masa datang.
Keterlibatan
anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada
tahap pelaksanaannya.
Aktifitas
yang tumpang tindih akan dikurangi
Keengganan
untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
b.
Resiko
Keterlibatan
para manajer dalam proses perencanaan strategik akan menimbulkan beberapa
resiko yang perlu diperhitungkan sebelum melakukan proses manajemen strategik,
yaitu:
Waktu
yang digunakan para manajer dalam proses manajemen strategik mungkin mempunyai pengaruh negatif
pada tanggung jawab operasional.
Apabila
para pembuat strategi tidak dilibatkan secara langsung dalam penerapannya maka
mereka dapat mengelak tanggung jawab pribadi untuk keputusan-keputusan yang
diambil dalam proses perencanaan.
Akan
timbul kekecewan dari para bawahan yang berpartisipasi dalam penerapan strategi
karena tidak tercap[ainya tujuan dan harapan mereka.
Untuk
mengatasi resiko-resiko tersebut para manajer perlu dilatih mengamankan atau
memperkecil timbulnya resiko dengan cara:
Melakukan
penjadwalan kewajiban-kewajiban para manajer agar mereka dapat mengalokasikan
waktu yang lebih efisien.
Membatasi
para manajer pada proses perencanaan
untuk membuat janji-janji mereka terhadap kinerja yang benar-benar dapat
dilaksananakan oleh mereka dan bawahannya.
Mengatisipasi
dan menanggapi keinginan-keinginan bawahan, misalnya usulan atau peningkatan
dalam ganjaran.
Sebagai
suatu kesatuan dalam sebuah organisasi perlu menerapkan dan mengembangkan
kemapuan manajemen internalnya guna mencapai tujuan yang diinginkan dengan
mengarahkan segenap potensi dan strategi serta taktik yang tepat untuk diaplikasikan.
Proses
manajemen strategis dapat diuraikan sebagai pendekatan yang obyektif, logis,
sistematis untuk membuat keputusan besar dalam suatu organisasi. Proses ini
berusaha untuk mengorganisasikan informasi kualitatif dan kuantitatif dengan
cara yang memungkinkan keputusan efektif diambil dalam kondisi yang tidak
menentu. Berdasarkan pada pengalaman, penilaian, dan perasaan, intuisi penting
untuk membuat keputusan strategis yang baik.Intuisi terutama bermamfaat untuk
membuat keputusan dalam situasi yang amat tidak menentu atau sedikit preseden.
Proses manajemen strategis didasarkan pada keyakinan bahwa organisasi
seharusnya terus-menerus memonitor peristiwa dan kecenderungan internal dan
eksternal sehingga melaukan perubahan tepat waktu. Teknologi informasi dan globalisasi
adalah perubahan eksternal yang mengubah bisnis dan masyarakat dewasa ini. Arus
informasi yang cepat menghilangkan batas negara sehingga orang dari seluruh
dunia dapat melihat sendiri bagaimana cara hidup orang lain. Dunia menjadi
tanpa perbatasan dengan warga Negara global, pesaing global, pelanggan global,
pemasok global, dan distributor global.
Jumat, 17 April 2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat,
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan dan kelancaran
dalam menyelesaikan Penulisan ilmiah yang berjudul “ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH BANK
RAKYAT INDONESIA KANTOR KAS ASDP MERAK”. tujuan penulis menyusun penulisan
ilmiah ini adalah agar para pembaca bisa mengetahui secara jelas bahwa kualitas
pelayanan dapat berpengaruh atau tidak terhadap kepuasan nasabah di Bank BRI
Kantor Kas ASDP Merak.
Penulisan Ilmiah ini disusun guna
memenuhi syarat kelulusan bagi mahasiswa di Universitas Gunadarma. Pada
kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
penulisan ilmiah ini, baik bantuan dalam bentuk moril ataupun material.
Dengan
disusunnya penulisan ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
berbagai pihak yang membutuhkannya. Penulis menyadari bahwa penulisan ilmiah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan pembuatan penulisan ilmiah ini
untuk masa yang akan datang.Semoga penulisan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian.
Depok, April
2015
Penyusun
Jumat, 03 April 2015
Jurnal Dari PI
Analisis Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Bank Rakyat Indonesia Kantor Kas ASDP Merak
(Studi Pada Nasabah Bank Rakyat
Indonesia Kantor Kas ASDP Merak)
Muhammad Alvian Rachman
(Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Depok)
ABSTRAK
: Dalam
dunia perbankan merupakan suatu industri jasa yang amat dominan dan menopang
hampir seluruh program-program pembangunan ekonomi. Fenomena tersebut menyebabkan
kepuasan nasabah di bank menjadi perhatian. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Nasabah Bank Rakyat Indonesia Kantor Kas ASDP Merak”. Penelitian ini
menguji pengaruh variabel independen
yaitu bukti fisik (tangible),
kehandalan (reliability), daya
tanggap (responsiveness), jaminan
(assurance), dan empati
(empathy), terhadap kepuasan pelanggan. Tujuan
penelitian
ini adalah
untuk mengetahui pengaruh
variabel independen terhadap kepuasan pelanggan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuesioner terhadap 100 responden
yang merupakan nasabah Bank Rakyat Indonesia Kantor Kas ASDP Merak yang
diperoleh
dengan
menggunakan teknik accidental sampling. Kemudian dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh berupa analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif meliputi uji validitas,
uji
reliabilitas,
analisis
regresi berganda, uji
asumsi klasik,
koefisien determinasi (R2), uji t
(parsial) dan uji dominan. Analisis kualitatif merupakan
interpretasi
data yang diperoleh dalam penelitian serta
hasil pengolahan data yang sudah dilaksanakan dengan memberi keterangan dan penjelasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
kehandalan (reliability),
jaminan (assurance), dan
empati (empathy), berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan melalui uji t, sedangkan variabel fisik (tangible) dan daya tanggap (responsiveness) tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pelanggan. Variabel yang berpengaruh dominan adalah kehandalan
(reliability).
Kata
kunci –
Kualitas
Pelayanan, Kepuasan Pelanggan
PENDAHULUAN
Dalam dunia perbankan merupakan
suatu industri jasa yang amat dominan dan menopang hampir seluruh
program-program pembangunan ekonomi. Di masa depan perkembangan industri
perbankan akan semakin pesat dan makin kokohnya dunia perbankan menyebabkan
peran dari pemerintah dalam menyediakan sumber pembiayaan semakin lama semakin
berkurang dan dunia perbankan akan semakin mandiri dalam menjalankan
peranannya. Banyaknya bank-bank yang ada berarti persaingan bank semakin
meningkat, bukan saja dalam memperebutkan nasabah yang potensial serta
persaingan pada tingkat bunga melainkan juga terjadinya krisis kelangsungan
sumber daya manusia yang siap pakai. Seperti kita ketahui sumber daya manusia
merupakan salah satu faktor produksi dan juga merupakan faktor yang turut
menentukan pertumbuhan dan perkembangan perekonomian. Kualitas pelayanan adalah
sesuatu yang komplek terdiri dari lima unsur, yaitu: Reliability,
Responsiveness, Assurance, Empathy, Dan Tangible. Buruknya kualitas pelayanan
yang diberikan penyedia jasa kepada nasabah telah disadari mengakibatkan
banyaknya kerugian yang dialami oleh perusahaan. Mereka yang kecewa tidak hanya
meninggalkan perusahaan, tetapi juga akan menceritakan keburukan jasa yang
diterima kepada orang lain. Selain itu perusahaan akan lebih banyak
mengeluarkan biaya untuk mendapatkan satu orang konsumen baru. Kurangnya
kualitas pelayanan dibidang ekonomi merupakan harga tertinggi yang tumbuh
sangat cepat, dari pada harga produk nyata. Apabila harapan nasabah lebih besar
dari tingkat layanan yang diterima, maka nasabah tidak puas. Sebaliknya apabila
harapan nasabah sama atau lebih kecil dari 3 tingkat layanan yang diterima,maka
nasabah akan puas dan loyal. Lima dimensi pelayanan tersebut, manakah yang
paling dominan mempengaruhi kepuasandan loyalitas nasabah Bank BRI kantor kas
ASDP Merak. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengetahui lebih jauh lagi
tentang kepuasan dan loyalitas nasabah setelah menerima pelayanan dari Bank BRI
kantor kas ASDP Merak, dengan ini bisa diketahui pelayanan manakah yang paling
dominan memberikan kepuasan dan loyalitas bagi nasabah. Penelitian ini
diharapkan Bank BRI kantor kas ASDP Merak lebih meningkatkan lagi pelayanan
yang belum dominan mempengaruhi kepuasan dan loyalitas nasabah dan
mempertahankan pelayanan yang dominan mempengaruhi kepuasan nasabah.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah
Bank Rakyat Indonesia Kantor Kas ASDP Merak
Kepuasan Pelanggan
Tjiptono
dan Chandra (2005), mendefinisikan kepuasan pelanggan adalah respon pelanggan
terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara
harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah
pemakaiannya. Kepuasan pelanggan adalah perasaan seseorang yang puas atau
sebaliknya, setelah membandingkan antara kenyataan dan harapan yang diterima
dari sebuah produk atau jasa (Kotler, 2005).
Kualitas Pelayanan Jasa
Kualitas
adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kualitas pelayanan
adalah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan
penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan (Tjiptono, 2006).
Apabila
jasa yang diterima sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa
dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan
pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan ideal. Sebaliknya jika jasa yang
diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas jasa dianggap
buruk (Tjiptono, 2006).
Dimensi
Kualitas Pelayanan
Terdapat lima dimensi kualitas
pelayanan menurut Parasuraman dalam Tjiptono (2006), yaitu:
1.Tangible, atau bukti
fisik yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak
eksternal. Yang dimaksud bahwa penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana
fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dan
pelayanan yang diberikan.
2.Reliability, atau
kehandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang
dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
3.Responsiveness, atau
ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang
cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.
4.Assurance, atau jaminan
dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai
perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan.
Terdiri dari beberapa komponen antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan,
kompetensi dan sopan santun.
5.Empathy, yaitu
memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang
diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pelanggan.
Sebagai contoh perusahaan harus mengetahui keinginan pelanggan secara spesifik
dari bentuk fisik produk atau jasa sampai pendistribusian yang tepat.
Hubungan
Antar Variabel Penelitian
1.
Pengaruh Antara Bukti Fisik (Tangible) dengan Kepuasan Pelanggan.
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani
(2006), karena suatu bentuk jasa tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan
tidak bisa diraba maka aspek wujud fisik menjadi penting sebagai ukuran dari
pelayanan. Pelanggan akan menggunakan
indera penglihatan untuk menilai suatu kulitas pelayanan. Bukti fisik yang baik
akan mempengaruhi persepsi pelanggan. Pada saat yang bersamaan aspek ini juga
merupakan salah satu sumber yang mempengaruhi harapan pelanggan. Karena dengan
bukti fisik yang baik maka harapan konsumen menjadi lebih tinggi. Oleh karena
itu merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh
aspek wujud fisik yang paling tepat, yaitu masih memberikan impresi positif
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan tetapi tidak menyebabkan harapan pelanggan yang terlalu tinggi
sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan kepuasan kepada
pelanggan.
Atas penjelasan
tersebut, maka diperoleh hipotesis sebagai berikut: H1 = bukti fisik (tangible) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan nasabah.
2.
Pengaruh Antara Kehandalan (Reliability) dengan Kepuasan Pelanggan.
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006), berpendapat
kehandalan (reliability) yaitu kemampuan
untuk memberikan pelayanan seusai dengan apa yang dijanjikan secara
akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang
berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa
kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi. Atas penjelasan tersebut, maka
diperoleh hipotesis sebagai berikut: H2
= kehandalan
(reliability) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah.
3.
Pengaruh Antara Daya Tanggap (Responsiveness) dengan Kepuasan Pelanggan.
Menurut
Lupiyoadi dan Hamdani (2006), daya tanggap yaitu respon atau kesigapan dalam
membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang
meliputi kesigapan dalam melayani pelanggan, kecepatan dalam menangani
transaksi serta penanganan keluhan pelanggan. Daya tanggap atau ketanggapan
yang diberikan oleh penyedia layanan jasa dengan baik akan meningkatkan
kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan. Atas penjelasan tersebut, maka
diperoleh hipotesis sebagai berikut: H3
= daya tanggap (responsiveness)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah.
4. Pengaruh Antara Jaminan (Assurance)
dengan Kepuasan Pelanggan.
Kotler (2005) mendefinisikan keyakinan (assurance)
adalah pengetahuan terhadap produk secara tepat, kesopansantunan karyawan dalam memberi pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi,
kemampuan dalam memberikan keamanan dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan. Menurut Lupiyoadi dan
Hamdani (2006), yaitu meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuannya terhadap
produk secara tepat, keramahtamahan, perhatian dan kesopanan, ketrampilan dalam
memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan dalam memanfaatkan
jasa yang ditawarkan dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan,
sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau
pun keraguan. Pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan dapat menumbuhkan
rasa percaya para pelanggan. Atas
penjelasan tersebut, maka diperoleh hipotesis sebagai berikut: H4 = jaminan (assurance)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah.
5.
Pengaruh Antara Empati (Empathy) dengan Kepuasan Pelanggan.
Menurut
Lupiyoadi dan Hamdani (2006), empati (empathy) yaitu perhatian dengan
memberikan sikap yang tulus dan berifat individual atau pribadi yang diberikan
penyedia layanan jasa kepada pelanggan seperti kemampuan karyawan untuk
berkomunikasi dengan pelanggan. Atas penjelasan tersebut, maka diperoleh hipotesis sebagai
berikut: H5 = empati (empathy) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah.
METODE
Jenis
penelitian ini adalah explanatory
research yang menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta
hubungan antara satu variabel dengan varibel yang lain. Populasi dalam
penelitian ini adalah Nasabah Bank Rakyat Indonesia Kantor Kas ASDP Merak.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik nonprobability
sampling.
Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Jumlah
populasi pada penelitian ini tidak diketahui secara pasti. Sehingga penentuan jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
akan menggunakan rumus sebagaimana tertera di bawah ini :
Dimana:
n :
Jumlah sampel
Z : Tingkat keyakinan yang dalam penentuan sampel 95 %
=
1,96
Moe : Margin of error / kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi, disini ditetapkan sebesar 10 %
Berdasarkan hasil perhitungan, jumlah
sampel minimal yang dapat
digunakan adalah 96,04 atau dibulatkan menjadi 96
responden (Supranto, 2001). Agar penelitian sampel yang
diambil representatif, maka diambil sampel sebanyak 100 orang.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data
kualitatif yang dikuantitatifkan dengan pemberian skor. Hal ini dikarenakan
responden memiliki perbedaan pandangan atau persepsi untuk setiap jawaban
kuisioner yang diberikan oleh responden, jawaban responden atas kuisioner
tersebut merupakan data kualitatif.
Sumber
data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang
diperoleh secara langsung dari sumber penelitian melalui kuisioner dan wawancara.
Teknik
Analisis Data
Analisis yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi berganda yaitu analisis statistik untuk
mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah Bank Rakyat
Indonesia Kantor Kas ASDP Merak.
1.
Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda
berfungsi untuk mengukur hubungan kausal antara, bukti fisik (tangible), kehandalan
(reliability), daya
tanggap (responsiveness), jaminan
(assurance), empati (empathy)
terhadap kepuasan Nasabah
Bank Rakyat Indonesia Kantor Kas ASDP Merak.
2.
Uji Asumsi Klasik
Menurut Ghozali (2005), model
yang disajikan supaya dapat dianalisis dan memberikan hasil yang resperentatif
(BLUE- Best Linear Unbiased Estimation).
Maka model tersebut harus memenuhi asumsi klasik yaitu tidak terjadi gejala
multikolinieritas, heteroskedastisitas serta memenuhi asumsi kenormalan
residual, sehingga harus melalui pengujian asumsi klasik.
a. Multikolonieritas, menurut Ghozali (2005),
uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independent).
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas
(multikol). Model regresi linear berganda dikatakan BLUE (Best Linear Unbiased Estimation) jika tidak terjadi multikolinieritas.
Metode
yang digunakan untuk mendeteksi multikolinieritas pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan nilai Tolerance
dan VIF (Value Inflation Factor). Jika nilai toleransi = 1, berarti tidak
ada korelasi antar variabel independent
atau jika VIF lebih dari 10 dikatakan
terjadi kolonieritas yang tinggi.
b. Heteroskedastistas, uji heteroskedastisitas
pada hakikatnya menguji asumsi bahwa garis regresi produksi mempunyai keragaman
atau variasi faktor pengganggu yang bersifat konstan untuk semua pengamatan.
Cara yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya
heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara residualnya
(SRESID) dan nilai prediksi variabel terikat (ZPRED). Menurut Ghozali (2005),
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik sumbu X terhadap Y yang
telah diprediksi dan sumbu X adalah (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di standardized.
c. Normalitas, tujuan uji normalitas menurut
Ghozali (2005), adalah apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai
pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut diagonal ke kiri
atau ke kanan. Menurut Ghozali (2005), salah satu cara melihat uji normalitas
adalah melihat grafik histogram yang mendekati data observasi dengan distribusi
normal. Dan pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat histogram
dari residualnya.
Daftar
Pustaka
Lupiyoadi, Rambat, dan Hamdani, 2006,
Manajemen Pemasaran Jasa, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Parasuraman
, V. A. Zeithaml & L. L. Berry,1996, “ The Behavioral Consequences of
Service Quality” , Journal of Marketing (EBSCO) vol. 60 no. 2.
Kotler, Philip, 2005, Manajemen
Pemasaran, Jilid 1 Edisi Kesebelas, PT. Indeks kelompok Gramedia, Jakarta.
Tjiptono, Fandy, 2006, Pemasaran
Jasa, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Bayumedia Publishing Anggota IKAPI Jawa
Timur, Malang.
Tjiptono, Fandy, dan Gregorius
Chandra, 2005, Service Quality & Satisfaction, Penerbit Andi
Yogyakarta.
Lupiyoadi, Rambat, dan Hamdani,
2006, Manajemen Pemasaran Jasa, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Supranto, J, 2001, Pengukuran
Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, Penerbit Rineke
Cipta, Jakarta.
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi
Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro: Semarang.
Langganan:
Postingan (Atom)